Sabtu, 10 Januari 2015



KESPRO
MENJARING PESERTA PAPSMEAR
DEMI PENEMUAN DINI CA CERVIKS

       Dengan memanfaatkan dana BOK 2014 Puskesmas Sambeng melalui program Kespro menjalankan program penyuluhan see and treath di desa Kedung Wangi pada tanggal 18 Oktober 2014 yang dihadiri sekitar 30 orang. Sedang untuk kegiatan papsmear dilaksanakan setiap hari Kamis di Puskesmas Sambeng dengan kunjungan rata-rata 5 orang/hari. Jumlah kunjungan paasmear untuk satu tahun terakhir adalah 17 orang. Sedang yang dilayani oleh BPJS terdapat 111 orang.
Pap Smear, Prosedur dan Manfaatnya
Apa itu Pap Smear?
        Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screning ginekologi, dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou, untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan endometrium. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Menurut perkiraan, di Inggris Pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun. Wanita yang aktif secara seksual disarankan menjalani Pap smear sekali setahun.
prosedur pemeriksaan :
      Dokter, bidan atau perawat memasukkan speculum ke vagina pasien untuk mengambil scret sebagai sample dari cervix. Pap smear biasanya tidak dilakukan selama menstruasi. Prosedur ini dapat menimbulkan sedikit rasa sakit, namun hal ini bergantung kepada anatomi pasien, faktor psikologi, dan lain-lain. Sample kemudian diuji di laboratorium dan hasil diperoleh dalam waktu sekitar 1 minggu. Sedikit pendarahan, kram, dan lain-lain dapat terjadi sesudahnya, walau tidak semua demikian.
Kapan Melakukan Pap Smear?
       Pemeriksaan Pap Smear dilakukan paling tidak setahun sekali bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Para wanita sebaiknya memeriksakan diri sampai usia 70 tahun. Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak melakukan hubungan sexual 1 – 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang menggunakan obat – obatan vaginal, tidak sedang meminum anti biotik.
Biaya yang dibutuhkan untuk Pap Smear
Biaya yang dibutuhkan pap smear khususnya di puskesmas Sambeng Rp. 100,000, .untuk peserta BPJS gratis. sedang papsmear yang dilaksanakan oleh YKI biaya jauh lebih ringan karena sebagian biaya dibantu oleh YKI
Hasil  Pap Smear :
Jika hasilnya normal, maka tentu alhamdulillaah, nah adapun jika hasilnya ada menunjukkan displasia serviks, maka kita mesti mulai mewaspadai dan memberikan ekstra perhatian.
1. Pra Kanker Serviks
Yang dimaksud dengan pra-kanker servik (Displasia Servik) adalah ketika hasil test Pap Smear menunjukkan adanya sel-sel abnormal pada permukaan leher rahim (servik) di bawah mikroskop.
Walaupun memerlukan waktu lebih dari 10 tahun sebelum berubah menjadi kanker servik, hal ini perlu diwaspadai. Karena bila displasia servik ditangani secara dini, dapat mencegah terjadinya kanker servik di kemudian hari.
Kondisi pra-kanker servik (displasia servik) ini digambarkan dengan menggunakan istilah Squamous Intraepithelial Lesion (SIL), yang biasanya dinilai sebagai berikut:
         * Low-grade (LSIL)
         * High-grade (HSIL)
         * Mungkin kanker (ganas)
Bila hasil test Pap Smear kurang baik, biasanya dokter akan menyarankan dilakukannya tes HPV DNA ataupun biopsy untuk melihat tanda-tanda kanker servik. Displasia yang terlihat pada biopsi leher rahim menggunakan istilah cervical Intraepithelial neoplacia(CIN), dan dikelompokkan menjadi tiga kategori:
         * CIN I - displasia ringan
         * CIN II - moderat hingga displasia ditandai (marked displacia)
         * CIN III - displasia berat hingga pra-kanker servik
Penyebab Pra-Kanker Servik
Sebagian besar kasus displasia servik terjadi pada wanita usia 25 - 35, meskipun dapat berkembang pada usia berapa pun. Hampir semua kasus displasia servik atau kanker servik disebabkan oleh virus HPV yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Hal-hal yang dapat meningkatkan resiko terjadinya displasia servik:
            - wanita yang aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun
            - melahirkan sebelum usia 16 tahun
            - memiliki banyak pasangan zina
            - menggunakan obat-obat yang menekan daya tahan tubuh (immunosuppressant)
            - merokok
Pengobatan Pra-Kanker Servik
Tanpa pengobatan, 30 - 50% kasus displasia servik parah dapat menjadi kanker servik invasif. Resiko kanker servik lebih rendah untuk displasia ringan. Pengobatan tergantung pada tingkat displasia.
Displasia servik ringan (LSIL atau CIN I) mungkin akan hilang dengan sendirinya. Anda hanya perlu mengulang test Pap smear setiap 3 - 6 bulan. Jika berulang selama 2 tahun, pengobatan biasanya dianjurkan. Pengobatan untuk displasia servik sedang sampai parah atau displasia servik ringan yang berulang bisa meliputi:
          * Cryosurgery
          * Electrocauterization
          * Penguapan laser untuk menghancurkan jaringan abnormal
          * LEEP prosedur menggunakan electrocauter untuk mengangkat jaringan abnormal
          * Operasi untuk mengangkat jaringan abnormal (cone biopsy)
Pencegahan Pra-Kanker Servik
 - Vaksinasi HPV dapat dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya pra-kanker servik. Gadis       yang menerima vaksinasi HPV sebelum mereka menjadi aktif secara seksual dapat menurunkan resiko mereka terkena kanker servik sebesar 70%.
- Jangan berhubungan badan dengan pasangan yang tidak sah (berzina)
- Jangan merokok dan meminum alkohol
- Jaga kebersihan mrs V dengan bahan2 alamiah dan steril
Para ilmuwan Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, telah memperluas fungsi tes papsmear untuk mencari kelainan genetik yang berhubungan dengan kanker ovarium atau indung telur dan kanker endometrium atau lapisan dinding rahim. Di Amerika, kedua kanker itu didiagnosis pada sekitar 70.000 perempuan setiap tahun, dan tumor itu membunuh sekitar sepertiga dari mereka.
          Saat ini belum ada tes untuk kedua kanker itu. Namun, para peneliti menemukan bahwa tumor endometrium dan ovarium melepaskan DNA abnormal yang dapat dideteksi di antara sel-sel sehat dalam cairan yang diambil dari leher rahim.
Dengan menggunakan penelitian hubungan genome yang luas, para peneliti Hopkins mengidentifikasi 12 gen yang paling umum bermutasi dalam kedua kanker itu sehingga dapat dikenali lewat papsmear rutin.
Tes baru yang disebut PapGene digunakan untuk memeriksa sel leher rahim dari 24 perempuan yang menderita kanker endometrium. Penyakit itu dideteksi dengan kejituan 100 persen.
Namun, Isaac Kinde, salah seorang peneliti di Sidney Kimmel Comprehensive Cancer Center, Johns Hopkins, mengatakan PapGene hanya mendeteksi 9 dari 22 kanker ovarium pada pasien yang menderita penyakit itu, tingkat akurasi yang relatif rendah, hanya 41 persen.
Kata Kinde, kanker ovarium mungkin lebih sulit dideteksi karena lokasinya. "Saya kira penjelasan yang paling mungkin untuk hasil itu adalah fakta bahwa sel kanker ovarium harus berjalan jauh untuk sampai ke leher rahim," ujarnya seperti dikutip voaindonesia.
Menurut Kinde, para peneliti sedang membuat PapGene yang lebih sensitif untuk mendeteksi kanker ovarium.
Ia berharap satu waktu nanti tes rutin papsmear digunakan untuk mendeteksi ketiga jenis kanker yang menyerang kaum perempuan itu. "Itulah impian sejak awal. Kami tahu itu tujuannya. Dari sudut pandang pasien, dan dokter ginekologi, tidak ada yang berubah. Itu adalah papsmear rutin dan pada dasarnya hanya kotak lain yang dipilih jika Anda ingin menemukan kanker endometrium dan ovarium," paparnya

Perkembangan dari infeksi HPV onkogenik menjadi kanker serviks dapat terjadi apabila terjadi infeksi yang menetap dari beberapa sel yang terdapat pada serviks (sel epitel pipih atau lonjong di zona transformasi serviks). Sel - sel ini sangat rentan terhadap infeksi HPV dan ketika terinfeksi, akan berlipat ganda, berkembang melampaui batas wajar dan kehilangan kemampuannya untuk memperbaiki abnormalitas genetiknya.
Hal ini akan mengubah susunan sel dalam serviks. Virus HPV akan bercampur dengan sistem peringatan yang memicu respons imun yang seharusnya menghancurkan sel abnormal yang terinfeksi oleh virus. Perkembangan sel yang tidak normal pada epitel serviks dapat berkembang menjadi pra kanker yang disebut juga sebagai cervical intraepithelial neoplasia (CIN).
Apabila memperhatikan infeksi HPV onkogenik yang persisten maka ditemukan tiga pola utama pada pra kanker, dimulai dengan infeksi pada sel serta perkembangan sel - sel abnormal yang dapat berlanjut menjadi intraepithelial neoplasia dan pada akhirnya menjadi kanker serviks.
  • Cervical intraepithelial neoplasia I (CIN I) atau low grade squamous intraepithelial lesions (LSILs). Dalam tahap ini  terjadi perubahan yaitu sel yang terinfeksi HPV onkogenik akan membuat partikel - partikel virus baru.
  • Cervical intraepithelial neoplasia II (CIN II) atau high grade squamous intraepithelial lesions (HSILs). Dalam tahap ini sel - sel semakin menunjukkan gejala abnormal pra kanker.
  • Cervical intraepithelial neoplasia III (CIN III). Dalam tahap ini lapisan permukaan serviks dipenuhi dengan sel - sel  abnormal dan semakin menjadi abnormal.
  • Infeksi persisten dengan HPV onkogenik dapat berkembang menjadi atau menunjukkan kehadiran lesi pra kanker  seperti CIN I,II, dan III dan carcinoma in situ (CIS).
  • Kanker serviks yang semakin invasif yang berkembang dari CIN III.  




  •  
  •        

  • Cara terbaik adalah tidak menunggu sampai gejala muncul. Lakukan tes Pap Smear dan pemeriksaan panggul secara teratur.

Sabtu, 06 Desember 2014

PROGRAM GIZI
KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH GIZI KURANG DENGAN PENDEKATAN POSITIVE DEVIANCE MELALUI KEGIATAN DESA PERDULI GIZI

DESA GEMPOLMANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2013

Latar belakang
Kecamatan Sambeng merupakan salah satu dari kecamatan yang memiliki jumlah balita gizi kurang yang cukup tinggi yaitu 10% pada tahun 2012. Kecamatan Sambeng memiliki 22 desa yang secara geografis terdiri dari kawasan gunung kapur dan hutan.  Dengan letak yang tersebar menjadikan akses masyarakat menjadi sulit. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada pemantauan perkembangan balita pada masing-masing desa.
Berbagai usaha telah dilakukan dalam menangani masalah gizi di kecamatan Sambeng. Salah satunya adalah dengan pendekatan Positive deviance melalui kegiatan Desa perduli gizi kurang. Positive deviance (PD) adalah suatu pendekatan  pengembangan yang berbasis masyarakat. PD berdasar pada keyakinan bahwa pemecahan masalah yg dihadapi masyarakat pada prinsipnya telah ada dalam masyarakat itu sendiri. Artinya pendekatan pemecahan masalah yang memusatkan perhatian pada apa yang dapat dilaksanakan, bukan apa yang salah atau yang menjadi sebab masalah. PD menggerakkan masyarakat.
Pencarian dan penemuan atas perilaku unik positif mendorong masyarakat untuk melihat, mencari dan menggali kembali kebijaksanaan serta sumber-sumber yang ada dan membangun kembali kekuatannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ada. PD merupakan praktek perilaku baru. dalam bidang gizi menggambarkan anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik dalam keluarga dan masyarakat yang kurang mampu, dimana ada banyak anak-anak yang kurang gizi dan sering sakit. Mereka adalah anak-anak dengan perilaku PD yg diasuh oleh keluarga yg berperilaku PD. Keluarga-keluarga ini telah mengembangkan perilaku PD sebagai suatu kebiasaan yang tepat yang memungkinkan mereka berhasil memberi makan dan memelihara anak-anak mereka dengan kecukupan gizi walaupun keadaan ekonomi yang miskin. Keluarga-keluarga ini secara unik telah memberikan sumbangan tentang bagaimana memecahkan masalah gizi bagi keluarga-keluarga miskin lainnnya pada masyarakat yang sama
Keluarga-keluarga mengikuti kegiatan P3G untuk mempraktekkan berbagai perilaku yang tidak biasa tetapi positif yang ditemukan dalam masyarakat tersebut di suatu Pos Gizi selama 12 hari. Selama 12 hari setiap bulan ibu atau pengasuh anak mempraktekkan perilaku perilaku baru secara bersama-sama dan kemudian dua minggu berikutnya mempraktekkan di rumah.
TUJUAN
a.       Tujuan Umum
Meningkatkan status gizi balita melalui pemberdayaan masyarakat secara berkesinambungan.
b.      Tujuan Khusus :
-       Meningkatkan status gizi balita BGM dan BGT.
-       Menggali potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat untuk mengatasi masalah gizi dan kesehatan.
-       Merubah perilaku masyarakat dengan mencontoh dan mempraktekkan  perilaku keluarga Positive Deviance.
-       Meningkatkan partisipasi kader dan aparat desa.
-       Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menangani masalah kesehatan dan gizi. 
Tema Kegiatan :
“Meningkatkan Status Gizi Balita dengan Pendekatan Positive Deviance Melalui Kegiatan Desa Perduli Gizi Kurang”.
WAKTU DAN TEMPAT
a.      WAKTU
o   Sosialisasi : minggu pertama bulan April 2013
o   Pelaksanaan Pos Gizi : - Awal Mei 2013, satu periode dilaksanakan selama 12 hari berturut-turut atau sesuai kesepakatan dan dimulai satu minggu setelah pelaksanaan posyandu.
b.      TEMPAT
Di balai Desa Gempolmanis
SASARAN KEGIATAN
o   Semua balita BGM dan BGT yang ada di Desa Gempolmanis
SUSUNAN ACARA PELAKSANAAN POS GIZI.
WAKTU
KEGIATAN
TEMPAT
PENANGGUNG JAWAB
10.00 – 10.10
- Perkenalan
Balai Desa
Petugas
10.10 – 10.20
- Pengukuran BB, TB
Balai Desa
Kader
10.20 – 10.30
-Curah pendapat tentang perilaku PD yang ada Desa Gempolmanis
-Penyuluhan gizi dan kesehatan.
Balai Desa

Petugas
10.30 – 11.00
- Demo masak bersama. (ibu balita dan kader)
Balai Desa
Kader dan Petugas
11.00 – 11.30
- Praktek hygiene sanitasi misal cuci tangan, potong kuku (balita, kader)
- Makan bersama
Balai Desa
Petugas dan kader
11.30 – 12.00
Bersih-bersih
Balai Desa
Semua peserta
 
HASIL DAN KEGIATAN
I.                   MMD I
Peserta                   :30 peserta yang terdiri dari Ibu Kepala Desa Gempolmanis, Kepala Dusun, Kader Posyandu, Bidan Desa Gempolmanis 
Waktu                   : 13 Juni 2013
Tempat                  : Pustu Gempolmanis
Kegiatan :
*      Penyajian data SKDN, BGM, BGT dan masalah kesehatan yang lain.
*      Penjelasan gambaran umum kegiatan positive deviance melalui Desa Perduli Gizi Kurang.
*      Penyampaian teknis pelaksanaan Desa Perduli Gizi Kurang.
*      Permohonan ijin melaksanakan FGD (Fokus Group Discusion) dan PDI 

II.                FGD
Tempat                  : rumah balita dengan status gizi kurang
Sasaran                  : 18 KK yang mempunyai balita gizi kurang
Waktu                   : 14,15,16 juni 2013
Metode                  : Kunjungan rumah dan melakukan wawancara terhadap pengasuh balita meliputi pola makan, pola asuh, pola perawatan anak dan hygiene sanitasi lingkungan/perorangan.

III.             PDI
Sasaran                  : 10 keluarga Positive Deviance
Tempat                  : rumah keluarga balita PD
Metode                  : Kunjungan rumah dengan melakukan wawancara dan observasi.
Waktu                   : 17,18,19 juni 2013

IV.             MMD II
Sasaran            : 60 undangan yang meliputi :
-       Camat Sambeng
-       Kepala Desa
-       Kabid Pemberdayaan masyarakat dan Kasie Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan
-       Kepala Puskesmas Sambeng
-       Tim Penggerak PKK
-       Lintas Sektor dan program yang terkait
-       Aparat Kelurahan
-       Bidan Desa dan Kader
-       Tokoh Masyarakat dan Calon Donatur. 
 
Bersama Toma, Lintas Program dan lintas sektor dalam Musyawarah Mufakat Desa untuk membentuk donatur pos gizi  
 
Pemaparan Hasil Kegiatan FGD dan PDI
V.                Kegiatan Pos Gizi

Sasaran                              : balita BGM dan BGT yang berjumlah 16 orang
Waktu                               : 1 – 12 september 2013
Tempat                              :  Dsn. Gempolnogo di salah satu rumah kader gizi
Lama pelaksanaan : 12 hari dalam satu kali putaran (satu bulan)
Hasil survey dari PDI  dan FGD didapatkan hasil perilaku sebagai berikut:
1.      Makan 3 x sehari
2.      Makan dengan menu seimbang (makanan pokok, lauk hewani, nabati, sayur)
3.      Ibu mengolah bahan makanan sendiri
4.      Sayur dicuci dahulu sebelum dipotong
5.      Ibu yang memilih makanan jajanan untuk anak
6.      Perhatian dari anggota keluarga yang lain dan tetangga sekitarnya
7.      Kalau mau tidur,anak ganti baju
8.      Anak dipotong kuku 1 minggu sekali
9.      Setiap kali bermain menggunakan alas kaki
10.  Anak ditimbang di Posyandu teratur setiap bulan
11.  Bila anak nakal diarahkan
12.  Cuci tangan dengan sabun sebelum tidur, sebelum makan atau sesudah bermain
13.  Tempat memelihara hewan peliharaan (Kandang) tidak terlalu dekat dengan rumah
14.  Membiasakan anak buang air di WC/Kamar mandi
15.  Ketika Anak sakit segera dibawa ke petugas kesehatan
16.  Saat anak sakit, ibu berusaha memberikan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering dibanding saat tidak sakit
17.  Membiasakan menggosok gigi saat pagi hari dan sebelum tidur
18.  Tiap anggota keluarga memiliki sikat gigi masing-masing
19.  Memberikan ASI secara Eksklusif saat usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun
20.  Memberikan makanan pendamping ASI saat usia 6 bulan

VI.              KEGIATAN POS GIZI
1.      Hari ke I
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari Pertama
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Pengukuran antropometri
3.      Penyuluhan dengan materi                        : Gizi Seimbang
Penyampai Materi                                     : Petugas Gizi
4.      Praktek                                                      :
-       Demo masak dengan Menu Sop Sayur Ceker ayam dan buah papaya
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
5.      Bersih – bersih

2.      Hari ke II
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari Kedua 
1.      Mengisi Daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                        : Memilih jajanan yang sehat
Penyampai Materi                                     : Petugas Gizi
3.      Praktek                                          :
-       Demo masak dengan Menu Schotel Sidang dan sari kacang hijau  
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
4.      Bersih – bersih

3.      Hari ke III
Peserta                                                             : 17 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari Ketiga 
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                  : Cuci tangan
Penyampai Materi                               :Petugas Promkes

3.      Praktek                                                :
-       Demo masak dengan Menu Kolak Roti dan Tim Iwomi 
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
4.      Bersih – bersih
4.      Hari ke IV
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari Keempat 
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                  : Diare
Penyampai Materi                               : Bidan Desa Gempolmanis
3.      Praktek                                                :
-       Praktek membuat larutan gula garam dan oralit
-       Demo masak dengan Menu Puding Mutiara dan cocktail buah  
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
4.      Bersih – bersih
5.      Hari ke V
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari Kelima 
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                        :  ASI EKSLUSIF
Penyampai Materi                                     : Bidan Desa Barurejo
3.      Praktek                                          :
-       Cara menyusui yang benar
-       Demo masak dengan Menu Bakso Ayam + saus tomat aman  dan Juice Tomat
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
4.      Bersih – bersih
6.      Hari ke VI
Peserta                                                 : 16 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke enam
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                  : KADARZI                                      
3.      Penyampai Materi                               :Tim Gizi Dinkes Kab Lamongan
4.      Praktek                                                :
-       Demo masak dengan Menu Nasi Goreng Padat Gizi dan Jus Melon
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
5.      Bersih – bersih
7.      Hari ke VII
Peserta                                                 : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke tujuh
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                  : Hygine Sanitasi 
Penyampai Materi                               : Petugas Promkes
3.      Praktek                                                            :
-       Demo masak dengan Menu omlet biyam dan jus melon
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
4.      Bersih – bersih

8.      Hari ke VIII
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke delapan
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                        : Vitamin A 
Penyampai Materi                                           : Petugas Gizi
3.      Praktek                                                      :
-       Demo masak dengan Menu Tahu Singkong Hati ayam dan buah melon
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
4.      Bersih – bersih
9.      Hari ke IX
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke Sembilan
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi                        : ISPA  
Penyampai Materi                                     : Bidan Desa Gempolmanis
3.      Praktek                                                      :
-       Demo masak dengan Menu Bakso Ayam Sayur dan jus tomat
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
-       Bersih – bersih
10.  Hari ke X
Peserta                                                             : 15 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke sepuluh
1.      Absen  
2.      Penyuluhan dengan materi                  : Kesehatan Gigi dan mulut   
Penyampai Materi                               : Perawat Gigi Puskesmas  
3.      Praktek                                                :
-       Gosok gigi bersama
-       Demo masak dengan Menu Roti Pelangi sayur  dan cocktail buah
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
-       Bersih – bersih

11.  Hari ke XI
Peserta                                                             : 14 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke sebelas
1.      Mengisi daftar hadir 
2.      Penyuluhan dengan materi            : Kebutuhan kalsium
Penyampai Materi                         : Petugas gizi  
3.      Praktek                                          :
-       Demo masak dengan Menu omlet macaroni sayur dan buah melon
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
-       Bersih – bersih

12.  Hari ke XII
Peserta                                                             : 16 balita dan Ibu balita
Kegiatan hari ke dua belas 
1.      Mengisi daftar hadir
2.      Penyuluhan dengan materi      : Review Kegiatan
Penyampai Materi                   : Petugas gizi  
3.      Praktek                                    :
-       Demo masak dengan Menu Puding Biskuit, Modisco dan Cocktail buah 
-       Cuci tangan dan doa bersama sebelum makan
-       Makan Bersama
-       Bersih – bersih
              
Pelaksanaan Pos Gizi di salah satu rumah Kader (sekaligus donatur Pos Gizi)
Curah pendapat perilaku PD, penyuluhan gizi dan Kesehatan
Kondisi Pelaksanaan Pos Gizi makan bersama ibu balita setelah masak
KESIMPULAN
PD merupakan praktek di bidang gizi yang mengadopsi perilaku dari anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik dalam keluarga dan masyarakat yang kurang mampu. Keluarga ini telah menerapkan perilaku positif sebagai suatu kebiasaan yang baik sehingga mereka berhasil memelihara anak-anak mereka dengan kecukupan gizi walaupun dalam kondisi ekonomi yang terbatas. Keluarga ini secara unik telah memberikan inspirasi tentang bagaimana memecahkan masalah gizi bagi keluarga-keluarga lain yang memiliki anak dengan masalah status gizi kurang dalam golongan masyarakat yang sama.